Bengkulu, Katakritis.info – Keluarga besar Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Bengkulu bersama Badan Pengurus Cabang (BPC) HIPMI Bengkulu menggelar kegiatan Nonton Bareng (Nobar) film Lyora: Penantian Buah Hati di XXI Bencoolen Mall Bengkulu, Senin malam (11/8). Film drama keluarga Indonesia ini sarat akan pesan moral dan diangkat dari kisah nyata perjuangan Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, bersama suaminya, Noer Fajrieansyah, dalam upaya mendapatkan keturunan.
Film Lyora menyoroti isu sensitif mengenai infertilitas yang masih jarang dibicarakan secara terbuka di masyarakat. Dengan alur cerita yang menyentuh hati, film ini menggambarkan proses panjang dan penuh tantangan yang dilalui pasangan Meutya dan Noer, termasuk keputusan mereka menjalani program bayi tabung (in vitro fertilization / IVF). Selain memotret perjuangan medis, film ini juga menyampaikan pesan mendalam mengenai kesabaran, doa, pengorbanan, dan kekuatan cinta dalam ikatan keluarga.

Ketua Umum BPD HIPMI Bengkulu, Yosia Yodan, mengungkapkan bahwa kisah tersebut merupakan cerminan nyata bahwa perjuangan hidup tidak hanya diukur dari capaian karier atau kesuksesan finansial, tetapi juga dari keteguhan hati dalam menghadapi ujian pribadi.
“Perjuangan Ibu Meutya dan Bapak Noer mengajarkan kepada kita bahwa di balik kesuksesan yang terlihat, ada perjalanan panjang yang penuh pengorbanan. Film ini memberi pelajaran berharga tentang arti ketulusan, kesabaran, dan keyakinan bahwa harapan selalu ada. Semoga kisah ini menginspirasi banyak keluarga yang tengah berjuang,” ujar Yosia.
Selain itu, Yosia juga menegaskan bahwa sebagai generasi muda, pengusaha tidak hanya dituntut untuk tangguh dalam bisnis, tetapi juga bijak dalam membina keluarga.
“Hari ini mudah-mudahan memberikan inspirasi bagi kita semua. Sebagai anak muda, kita harus memahami bahwa impian perlu proses dan perjuangan. Kita belajar bagaimana memperlakukan keluarga dengan baik, menghormati orang tua, mencintai pasangan hidup, dan menyayangi anak-anak kita. Mari kita berkolaborasi, tidak hanya dalam dunia usaha, tetapi juga saling mendukung dalam kehidupan keluarga, sehingga dapat memberi dampak positif, khususnya di Provinsi Bengkulu,” ungkapnya.
Film Lyora sendiri telah mendapat banyak apresiasi dari masyarakat karena berhasil mengangkat topik yang jarang diangkat secara terbuka, namun sangat relevan bagi banyak pasangan di Indonesia. Kisah nyata di balik film ini memberi pesan bahwa di tengah cobaan berat, kekuatan cinta dan dukungan keluarga dapat menjadi sumber energi terbesar untuk terus berjuang.
Dengan terselenggaranya nobar ini, HIPMI Bengkulu berharap semakin banyak masyarakat yang mendapatkan inspirasi dan motivasi dari kisah-kisah perjuangan nyata. Sebab, sebagaimana pesan yang tersirat dalam film Lyora, setiap perjuangan memiliki cerita, dan setiap cerita layak dihargai.
“Salam pengusaha pejuang dan pejuang pengusaha,” tutup Yosia. (RLS)