katakritis.info – Bengkulu memiliki kekayaan budaya yang khas dan autentik, salah satunya terlihat dari wastra tradisional yang unik dan penuh makna.
Kain Besurek menjadi salah satu wastra khas Bengkulu yang memiliki filosofi mendalam dan terus dijaga kelestariannya oleh masyarakat.
Selain Besurek, ragam wastra lainnya turut memperkaya khazanah budaya Bengkulu, seperti Tenun Bumpak dari Seluma, Batik Tando Pusako dari Mukomuko, Batik Sekundang dari Bengkulu Selatan, dan Batik Sungai Lemau dari Bengkulu Tengah.
Pelestarian wastra tradisional menjadi bagian penting dalam menjaga identitas daerah sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif di tingkat lokal.
Pemerintah dan pelaku usaha lokal berkomitmen mengembangkan wastra agar mampu bersaing di pasar nasional hingga internasional.
Bank Indonesia turut mengambil peran dalam mendukung pengembangan UMKM wastra melalui kebijakan yang terfokus pada penguatan korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan akses pembiayaan.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Inkubasi Fesyen Wastra Bengkulu 2025 sebagai bentuk nyata dari pilar peningkatan kapasitas.

Program ini dihadirkan untuk meningkatkan kualitas, kreativitas, dan daya saing UMKM wastra agar tetap relevan di tengah dinamika pasar fesyen.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, “Program Inkubasi Fesyen Wastra Bengkulu 2025 adalah bentuk nyata dukungan kami terhadap peningkatan kualitas UMKM wastra di Bengkulu. Kami ingin agar wastra yang kaya akan nilai budaya ini tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tetapi juga mendunia. Melalui inkubasi ini, kami berharap para peserta dapat menciptakan produk fesyen yang tidak hanya menarik, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.”
Inkubasi Fesyen Wastra Bengkulu 2025 dilaksanakan selama 14 hari, mulai 15 hingga 28 Juli 2025, berlokasi di SMKN 5 Kota Bengkulu.
Rekrutmen peserta telah berlangsung sejak 27 Juni hingga 10 Juli 2025 dengan melibatkan pelaku UMKM dari berbagai daerah di Bengkulu.
Sebanyak 30 peserta terpilih setelah melewati proses seleksi, terdiri atas 15 peserta di kelas desain fesyen dan 15 peserta di kelas produksi fesyen.
Selama pelaksanaan program, peserta mendapatkan pendampingan intensif dari mentor profesional yang berpengalaman di industri fesyen nasional.
Kolaborasi lintas kelas menjadi salah satu metode pembelajaran yang diterapkan, agar peserta mampu menghasilkan produk fesyen berbasis wastra yang modern dan bernilai budaya.
Indonesia Fashion Chamber (IFC) menjadi mitra utama dalam kegiatan ini dengan menghadirkan mentor-mentor ternama yang sudah berkiprah di dunia fesyen.
Hasil karya peserta dari program inkubasi akan dipamerkan dalam ajang BRIEF x Bencoolen Fest sebagai salah satu strategi promosi produk UMKM sektor wastra dan fesyen.
Kehadiran SMKN 5 Kota Bengkulu sebagai tempat pelaksanaan program mempertegas pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri kreatif di Bengkulu.
Melalui program ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu berharap dapat meningkatkan kapasitas SDM kreatif di daerah sekaligus mendorong wastra Bengkulu naik kelas dan dikenal lebih luas di pasar nasional maupun global. RLS