Katakritis | Bengkulu — Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, Balai Bahasa Provinsi Bengkulu terus meneguhkan komitmennya untuk menjaga bahasa daerah sebagai sumber jati diri dan kekuatan budaya bangsa. Wujud nyata dari semangat tersebut tampak melalui penyelenggaraan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Bengkulu Tahun 2025, yang digelar pada Sabtu, 25 Oktober 2025.
Perhelatan tahunan ini menjadi momentum penting dalam melanjutkan program revitalisasi bahasa daerah, sekaligus menumbuhkan kembali kecintaan generasi muda terhadap bahasa ibu sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas Bengkulu.
FTBI 2025 secara resmi dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, yang diwakili oleh Kabid Kebudayaan, Adang Parlindungan, didampingi Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Mariam Tomy. Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala UPT Kemendikdasmen di Provinsi Bengkulu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten/kota se-Provinsi Bengkulu, Camat Enggano, serta berbagai pemangku kepentingan di bidang kebudayaan dan pendidikan.
Dalam sambutannya, Adang Parlindungan menyampaikan apresiasi kepada Balai Bahasa atas konsistensinya dalam menjaga kelestarian bahasa daerah. Ia menegaskan bahwa pelestarian bahasa ibu bukan sekadar menjaga tradisi, tetapi juga memperkuat akar budaya dan karakter bangsa di tengah era global.
“Upaya ini bukan hanya tentang menjaga bahasa, tetapi juga menjaga jati diri dan nilai-nilai budaya masyarakat Bengkulu,” ungkap Adang.
Sementara itu, Mariam Tomy menjelaskan bahwa FTBI merupakan bentuk apresiasi atas hasil kerja nyata program revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan oleh Balai Bahasa. Tahun 2025 menjadi tahun bersejarah karena seluruh bahasa dan dialek di Provinsi Bengkulu telah berhasil direvitalisasi — mencakup bahasa Rejang, Enggano, dan Bengkulu beserta dialeknya, seperti Serawai, Nasal, Kaur, Lembak, Pekal, Pasemah, dan dialek Kota Bengkulu.
FTBI 2025 menampilkan delapan cabang lomba, yakni Membaca dan Menulis Aksara Ulu, Mendongeng, Berpidato, Menulis dan Membaca Puisi, Menulis Cerpen, Komedi Tunggal, dan Tembang Tradisi Bengkulu. Peserta berasal dari kalangan pelajar SD dan SMP se-Provinsi Bengkulu, yang menjadi generasi penerus dalam menjaga warisan bahasa daerah.
Melalui FTBI 2025, Balai Bahasa Provinsi Bengkulu berharap lahir generasi muda yang bangga berbahasa daerah, berakar pada budaya sendiri, dan siap membawa nilai-nilai luhur lokal ke pentas nasional maupun global.
“Bahasa ibu adalah sumber kebijaksanaan lokal dan jembatan menuju masa depan yang berbudaya,” demikian pesan yang hendak ditegaskan melalui Festival Tunas Bahasa Ibu 2025.














